Never make the mistake of assuming that the results will speak for themselves – Thomas Davenport
Dunia professional dewasa ini memandang data sebagai suatu aset yang sangat penting. Dari data penjualan, data barang, data pelanggan, data mitra, data pengguna, data kebiasaan pengguna, data keuangan, data cuaca, data peta, dll. Data-data tersebut juga datang dengan beragam bentuk baik data tabular, narasi, suara, gambar, video, 3D, dan format-format lainnya. Kemampuan untuk menceritakan data dalam menyampaikan pesan juga semakin menjadi kebutuhan mendasar. Sayangnya kemampuan bercerita dengan data jarang menjadi fokus saat kita mengenyam pendidikan, sehingga tidak jarang kita temui rekan-rekan kerja kita yang sulit dipahami paparannya karena tidak “nyambung” antara datanya dengan ceritanya. Lantas bagaimana untuk melatih kita bercerita dengan data ?
Baca Juga : Pentingnya Skill Komunikasi untuk Programmer dan Pekerja Teknis Lainnya
Metrics vs Data
Sebelum kita mulai bercerita dengan data, kita harus memahami beda antara metrics dengan data. Dalam buku Harvard Business Review: Data Analytics Basics for Managers menceritakan terdapat perbedaan mendasar antara angka (numbers) dengan angka yang penting (numbers that matter). Anda tidak dapat memilih data anda, tapi anda harus memilih metrics anda. Metrics yang baik memiliki tiga atribut: Konsisten, Murah, dan Mudah untuk didapatkan. Sehingga jika anda menemukan suatu hasil yang tidak dapat diulang, sulit didapatkan, lagi mahal besar kemungkinan anda memprioritaskan metrics yang salah.
Mengkomunikasikan Data
Gregor Mendel adalah seorang botani asal Cekoslovakia yang didapuk sebagai Bapak Genetika dunia. Dia menemukan prinsip pewarisan genetika (genetic hereditary) dan membuat model matematis atas teorinya. Sayangnya, konsep besar yang dia buat tersebut tidak diadopsi semasa hidupnya, hanya berakhir menjadi suatu publikasi. Kesalahan utama dari Gregor Mendel adalah data dumping penelitiannya dalam publikasi-publikasi, dengan asumsi peneliti lain dapat memahaminya. Sayangnya hasil, data, dan temuan tidak serta-merta mudah dipahami meskipun dibaca oleh peneliti kawakan sekalipun.
Layaknya suatu seni, mengkomunikasikan data juga memiliki prinsip-prinsip agar perpindahan ide antara pikiran anda dengan pembacanya berlangsung dengan baik. Prinsip-prinsip yang baik dalam mengkomunikasikan data setidaknya selalu mempertimbangkan tiga hal:
a) Siapa pembaca dari informasi yang kita berikan ?
b) Apa ekspektasi dari para pembacanya dari data yang kita sajikan ?
c) Bagaimana sang pembaca mengambil tindakan dari pemaparan data tersebut ?
Tips Membuat Grafik yang Mencolok dan Menopang Cerita Anda
Untuk memastikan bahwa data Anda sejalan dengan Cerita anda pertimbangkan tips-tips berikut :
1. Apakah Saya Mempresentasikan Data atau Hanya Membagikan Data?
Pastikan grafik atau visualisasi yang Anda gunakan memiliki narasi yang jelas. Tanyakan pada diri Anda apakah grafik tersebut menceritakan sebuah cerita atau hanya menampilkan angka. Setiap grafik harus memiliki tujuan dan kontribusi terhadap pesan utama yang ingin Anda sampaikan. Di sisi lain anda juga tidak ingin untuk membanjiri pembaca anda dengan informasi yang bisa jadi mengaburkan pesan utamanya. Sehingga memberikan space, highlight, dan ringkasan menjadi hal penting dalam grafik anda.
2. Pesan Apa yang Ingin Saya Sampaikan?
Identifikasi pesan utama dari data Anda sebelum memilih grafik. Grafik yang efektif harus mendukung pesan utama Anda dan memudahkan audiens untuk memahami dan mengingat informasi tersebut.
3. Apakah Saya Menggunakan Grafik atau Bagan yang Tepat?
Pilih jenis grafik yang paling sesuai untuk jenis data yang Anda miliki. Misalnya, gunakan grafik batang untuk perbandingan kategori, grafik garis untuk tren waktu, dan pie chart untuk proporsi. Pastikan bahwa grafik yang dipilih dapat memperjelas, bukan membingungkan, informasi yang ingin disampaikan.
4. Apakah Visualisasi Saya Secara Akurat Menceritakan Pesan Saya?
Periksa apakah visualisasi Anda mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan akurat. Selalu posisikan anda dari sudut pandang pembaca anda. Buatlah visualisasi tersebut semudah mungkin untuk dicerna.
5. Apakah Data Saya Mudah Diingat?
Gunakan warna, label, dan elemen desain lainnya secara strategis untuk meningkatkan daya ingat. Grafis yang sederhana dan jelas, dengan elemen yang mudah dipahami, akan membantu audiens lebih mudah mengingat informasi yang disajikan. Ingat Tangible visual, is a visual that is easy to understand and memorised.